Pada Juli 2009, Pemerintah Rusia secara resmi merilis dokumen rahasia militer mengenai UFO mengikuti langkah beberapa negara lain di dunia. Dalam laporannya, militer Rusia menyebut bahwa UFO atau makhluk asing tidak dikenal ternyata sering dijumpai di perairan. Beberapa laporan tersebut menyinggung adanya peristiwa perjumpaan dengan makhluk tidak dikenal di beberapa danau misterius di wilayah eks Sovyet.
Sebenarnya, lama sebelum pemerintah Rusia merilis dokumen rahasia tersebut, sudah ada beberapa laporan dari berbagai saksi mata yang mengindikasikan adanya makhluk tidak dikenal di danau-danau di wilayah eks Sovyet. Laporan paling awal datang pada awal tahun 1900an. Pada waktu itu sekelompok pemuda sedang menyelam di sebuah danau di Georgia dimana mereka menemukan sebuah gua bawah air yang dipenuhi dengan kerangka manusia. Anehnya, masing-masing kerangka memilki tinggi sekitar tiga meter.
Penemuan serupa juga pernah terjadi disebuah danau bernama Issik Kul yang terdapat di sebelah utara pegunungan Tian Shan di Kyrgyzstan, masih di sekitar Rusia. Ketika mendengar nama Issik kul, kita mungkin akan segera terbayang dengan sebuah tempat misterius dari episode Lord of the ring. Namun bertolak belakang dengan namanya yang terkesan angker, arti kata Issik kul sesungguhnya adalah "air hangat". Nama ini diberikan mengingat karakteristik unik yang ada padanya. Walaupun ia dikelilingi oleh bukit-bukit bersalju, air danau ini tidak pernah membeku.
Pada tahun 1930an, seorang pria bersama beberapa temannya sedang menjelajahi gua-gua disekitar danau Issik Kul. Di salah satu gua mereka menemukan tiga kerangka manusia, masing-masing setinggi tiga meter. Yang aneh dari kerangka ini bukan hanya tinggi badannya, namun juga ditemukan peralatan berbentuk sayap kelelawar dari perak yang dipakai oleh masing-masing kerangka.
Di lain tempat, pada awal tahun 1990an, seorang pria bernama D Povaliyayev sedang melakukan olahraga Hang Gliding di kota Kavgolov, Leningrad. Kota itu memiliki beberapa danau. Dan ia sedang berada di atas salah satunya. Ketika ia sedang melayang diatas danau tersebut, ia melihat objek seperti tiga ekor ikan raksasa sedang berenang di danau itu. Ia menurunkan ketinggiannya dan akhirnya bisa melihat dengan jelas bahwa tiga objek tersebut ternyata tiga perenang dengan ukuran badan luar biasa dan mengenakan pakaian perak. Kisah ini kemudian juga diceritakan dalam bukunya yang berjudul "Letuchi Golladets" atau "Flying Dutchman" yang diterbitkan tahun 1995.
Disinilah sepertinya kesaksian-kesaksian para saksi ini mendapat peneguhan dari pemerintah Rusia. Laporan militer yang dirilis menceritakan satu peristiwa serupa di danau Baikal. Seperti diketahui, danau Baikal adalah danau terdalam di dunia dan dianggap sebagai salah satu danau paling misterius di dunia. Para turis sering melihat objek dan cahaya aneh melayang diatas danau ini. Menurut dokumen angkatan laut Rusia, suatu hari pada tahun 1982, angkatan laut Rusia sedang melakukan latihan penyelaman rutin di Baikal. Pada saat latihan dilakukan, Para penyelam Rusia melihat objek-objek aneh yang sedang berenang di dalam danau di kedalaman 50 meter. objek-objek itu ternyata sepuluh perenang yang berpakaian perak. Dan yang luar biasa, masing-masing perenang memiliki tinggi sekitar tiga meter dan tidak terlihat menggunakan peralatan menyelam apapun.Dikejutkan oleh situasi tersebut, komandan angkatan laut segera memerintahkan untuk menangkap paling tidak salah satu penyelam misterius tersebut. Tujuh penyelam Rusia segera diperintahkan untuk terjun. Dalam usaha ini, para penyelam tersebut masuk ke level kedalaman yang luar biasa. Namun tiba-tiba ada sebuah kekuatan yang tidak terlihat mendorong para penyelam Rusia kembali ke permukaan. Menurut prosedur keselamatan, para penyelam yang baru muncul dari kedalaman harus segera masuk ke ruang dekompresi untuk menyesuaikan tekanan udara di tubuh mereka. Tiga penyelam Rusia tewas akibat terlambat di dekompresi.
Sampai saat ini, identitas para raksasa tersebut masih menjadi pertanyaan besar. Apakah mereka alien yang membangun markas rahasia di dasar danau-danau eks Sovyet ?
Menariknya lagi, Bangsa Kyrgyztan memiliki sebuah legenda yang menceritakan adanya sebuah kota didasar danau yang dipimpin oleh raja bernama Ossounes. Apakah legenda ini berdasarkan pada kisah nyata ? Mungkin kita tak akan pernah tahu.
Pada tahun 1930an, seorang pria bersama beberapa temannya sedang menjelajahi gua-gua disekitar danau Issik Kul. Di salah satu gua mereka menemukan tiga kerangka manusia, masing-masing setinggi tiga meter. Yang aneh dari kerangka ini bukan hanya tinggi badannya, namun juga ditemukan peralatan berbentuk sayap kelelawar dari perak yang dipakai oleh masing-masing kerangka.
Di lain tempat, pada awal tahun 1990an, seorang pria bernama D Povaliyayev sedang melakukan olahraga Hang Gliding di kota Kavgolov, Leningrad. Kota itu memiliki beberapa danau. Dan ia sedang berada di atas salah satunya. Ketika ia sedang melayang diatas danau tersebut, ia melihat objek seperti tiga ekor ikan raksasa sedang berenang di danau itu. Ia menurunkan ketinggiannya dan akhirnya bisa melihat dengan jelas bahwa tiga objek tersebut ternyata tiga perenang dengan ukuran badan luar biasa dan mengenakan pakaian perak. Kisah ini kemudian juga diceritakan dalam bukunya yang berjudul "Letuchi Golladets" atau "Flying Dutchman" yang diterbitkan tahun 1995.
Disinilah sepertinya kesaksian-kesaksian para saksi ini mendapat peneguhan dari pemerintah Rusia. Laporan militer yang dirilis menceritakan satu peristiwa serupa di danau Baikal. Seperti diketahui, danau Baikal adalah danau terdalam di dunia dan dianggap sebagai salah satu danau paling misterius di dunia. Para turis sering melihat objek dan cahaya aneh melayang diatas danau ini. Menurut dokumen angkatan laut Rusia, suatu hari pada tahun 1982, angkatan laut Rusia sedang melakukan latihan penyelaman rutin di Baikal. Pada saat latihan dilakukan, Para penyelam Rusia melihat objek-objek aneh yang sedang berenang di dalam danau di kedalaman 50 meter. objek-objek itu ternyata sepuluh perenang yang berpakaian perak. Dan yang luar biasa, masing-masing perenang memiliki tinggi sekitar tiga meter dan tidak terlihat menggunakan peralatan menyelam apapun.Dikejutkan oleh situasi tersebut, komandan angkatan laut segera memerintahkan untuk menangkap paling tidak salah satu penyelam misterius tersebut. Tujuh penyelam Rusia segera diperintahkan untuk terjun. Dalam usaha ini, para penyelam tersebut masuk ke level kedalaman yang luar biasa. Namun tiba-tiba ada sebuah kekuatan yang tidak terlihat mendorong para penyelam Rusia kembali ke permukaan. Menurut prosedur keselamatan, para penyelam yang baru muncul dari kedalaman harus segera masuk ke ruang dekompresi untuk menyesuaikan tekanan udara di tubuh mereka. Tiga penyelam Rusia tewas akibat terlambat di dekompresi.
Sampai saat ini, identitas para raksasa tersebut masih menjadi pertanyaan besar. Apakah mereka alien yang membangun markas rahasia di dasar danau-danau eks Sovyet ?
Menariknya lagi, Bangsa Kyrgyztan memiliki sebuah legenda yang menceritakan adanya sebuah kota didasar danau yang dipimpin oleh raja bernama Ossounes. Apakah legenda ini berdasarkan pada kisah nyata ? Mungkin kita tak akan pernah tahu.
2.LUBANG LUBANG_ ANTARTIKA
Pembaca Arieffan's World, percayakah anda akan adanya markas militer rahasia atau markas alien di Antartika ? Sebuah struktur berbentuk lubang pintu terlihat di sebuah bukit batu bersalju di Antartika. Lubang itu sepertinya dibuat oleh tangan-tangan manusia.
Posisi lubang itu adalah 66 33' 11.58"S, 99 50' 17.86"E. Apakah lubang itu hasil buatan tangan manusia, ataukah hanya sebuah lubang yang tercipta karena ganasnya alam Antartika ?Foto dibawah ini adalah foto yang diambil tanggal 23 Februari 2006 dibandingkan dengan foto yang diambil setelahnya. Pada foto 23 Februari 2006, lubang itu belum ada atau tertutup oleh salju. Tapi hari-hari berikutnya ketika salju tersingkir, terlihatlah sebuah lubang yang luar biasa besar.
Setelah dilakukan pengukuran, maka pintu lubang itu diperkirakan memiliki tinggi sekitar 30 meter dengan lebar 90 meter. Cukup besar untuk keluar masuk pesawat terbang
Sudah lama beredar isu kalau militer Amerika memiliki markas rahasia di Antartika. Bahkan Nazi juga pernah dikabarkan membangun markas di tempat itu. Namun Tidak ada yang mengetahui pasti kebenarannya.
Walaupun bentuk lubang itu memang menarik perhatian, saya rasa belum tentu juga lubang itu buatan tangan manusia. Bukankah Alam juga pandai membuat gua-gua yang indah ?
Walaupun bentuk lubang itu memang menarik perhatian, saya rasa belum tentu juga lubang itu buatan tangan manusia. Bukankah Alam juga pandai membuat gua-gua yang indah ?
3.Crop Circle
4.Garis Nazca Lines Peru
Membentang luas sepanjang dataran Nazca – 400 km dari Lima, Ibukota Peru, itulah belasan geoglyph raksasa yang disebut Nazca Lines. Peru selain mewarisi dunia dengan misteri tentang Ica Stones, juga menyisakan sejumlah pertanyaan besar tentang garis-garis misterius ini. Sejak ditemukan pertama kali, Nazca Lines telah menginspirasi banyak teori dan penjelasan-penjelasan fantastis. Ada yang mengatakan jika Nazca lines dibuat sebagai persembahan kepada dewa-dewa pagan, ada yang berteori jika Nazca Lines merupakan tanda bagi mahluk Extraterrestrial agar mendaratkan spaceshipnya dengan benar (semacam guiding lines seperti di airport), ada juga yang bilang jika Nazca Lines tidak lebih sebagai ritual dari suku purba di dataran Nazca yang merujuk pada tanda-tanda astronomi tertentu.
Geoglyph raksasa ditemukan di banyak belahan dunia, mulai dari Mesir, Malta, Chili, Bolivia, juga di Amerika Serikat (Mississipi dan California) namun Nazca Lines adalah yang paling mendapatkan banyak perhatian karena ukurannya yang luar biasa besar, jumlahnya yang banyak dan berada pada satu lokasi serta masa pembuatannya yang terjadi jauh sebelum kolonisasi Spanyol di Amerika Selatan.
Nazca Lines konon dibangun oleh sebuah suku kuno yang dahulu menghuni dataran Nazca. Mereka disebut Suku Nazca. Daerah dimana Nazca Lines berada juga unik karena mampu mengawetkan tanda-tanda alam secara alami. Dataran Nazca adalah dataran terkering di muka bumi dengan curah hujan hanya 20 menit per tahun, daerahnya berbatu-batu sehingga pengaruh angin kencang pada tanah tidak terlalu terasa (debu dan pasir tidak terangkat), juga di bawah permukaan tanah terdapat tanah dengan warna yang khas. Kombinasi dari semua faktor-faktor ini menyebabkan apapun tanda-tanda baik alami maupun buatan yang disimpan di sana cenderung berada di sana terus, diawetkan secara alamiah oleh kondisi Dataran Nazca. Suku Nazca memanfaatkan kondisi geografis ini untuk membuat garis-garis Nazca dan gambar besar itu sampai sekarang terawetkan dengan baik sekali.
Garis-garis raksasa Nazca hanya bisa dinikmati dari udara karena ukurannya yang amat sangat besar. Agak mirip dengan crop circle di ladang-ladang gandum Eropa dan Amerika, tapi crop circle hanya bisa dinikmati beberapa pekan sebelum menghilang akibat panen. Nazca Lines sampai sekarang tidak menghilang dan umurnya diperkirakan sudah ribuan tahun. Crop circle biasanya dapat dinikmati dari jarak beberapa meter di atas tanah, tapi untuk menikmati Nazca Lines, sobat harus terbang ratusan meter dari permukaan tanah karena ukurannya yang guedeeeee bangeetttt
Nah bagaimana suku Nazca yang primitif itu dapat menggambar sesuatu yang baru kelihatan jelas dari ketinggian ratusan meter? atau benarkan mereka primitif? Apakah ada peradaban maju (E.T) yang membantu mereka dengan tools tertentu? Apalagi ada satu Nazca lines yang menggambarkan sesosok manusia (?) atau humanoid (?) yang diperkirakan mirip Ancient Astronauts. Apapun itu, Nazca Lines sangat indah dan tentu saja menyisakan pertanyaan besar bagi manusia dan kemanusiaan
5.Batu Dropa (Cina Tibet)
Pada 1938, sebuah tim arkeolog dari Universitas Peking (Beijing) yang sedang melakukan survei gua-gua di pegunungan Baian Kara-Ula, Tibet menemukan sebuah pekuburan dalam salah satu gua yang dibuat dengan sangat rapi, berisi tulang kerangka mirip manusia pada umumnya, kecuali bagian tengkorak kepalanya yang lebih besar, tak sebanding dengan proporsi tubuhnya. Di tempat yang sama, salah seorang anggota tim juga menemukan sebuah piringan batu berdiameter 22,86 cm, tergeletak pada sebuah sudut gua dan tertutup lapisan debu. Pada bagian tengah piringan tersebut terdapat lubang dan goresan-goresan teratur pada salah satu sisi permukaannya yang menyerupai bentuk karakter tulis berukuran sangat kecil. Para anggota tim yang tak satu pun memahami tulisan tersebut kemudian membawa dan menyimpannya bersama hasil-hasil temuan lainnya ke Universitas Peking.
Sejak itu para ahli di Peking terus berupaya memecahkan maksud tulisan tersebut. Hingga 20 tahun kemudian, Dr. Tsum Um Nui berhasil memecahkan kode tulisan dan membaca pesan yang terkandung padanya. Isi tulisan pada piringan tersebut menceritakan tentang penduduk dari planet lain yang mengalami kerusakan pesawat sehingga terpaksa mendarat darurat di pegunungan Baian Kara-Ula. Para penduduk lokal setempat (suku Han) yang terkejut dan merasa aneh dengan penampilan fisik para pendatang tersebut menyangka mendapat ancaman lalu berusaha memburu dan membunuh mereka. Para pendatang yang juga terdapat perempuan dan anak-anak menjadi panik dan berusaha menyelamatkan diri dengan bersembunyi pada gua tempat ditemukannya piringan batu tersebut, namun banyak diantaranya yang terbunuh. Kerusakan pesawat yang parah dan keterisolasian lokasi membuat mereka tidak dapat memperbaiki pesawatnya. Tulisan tersebut juga mengidentifikasikan mereka sebagai kaum Dropa. Keterangan yang tertulis pada piringan batu tersebut ternyata mirip dengan legenda yang ada di masyarakat lokal setempat, yaitu tentang munculnya makhluk dari angkasa yang berbadan kurus kecil tetapi berkepala lebih besar.
Pada 1965, telah berhasil ditemukan 716 piringan batu sejenisnya dari gua yang sama. Seorang ahli dari Rusia bernama W. Saitsew yang melanjutkan penelitian Dr. Tsum Um Nui melaporkan bahwa piringan batu tersebut terbuat dari campuran kobalt dan sejenis metal yang tidak dikenal, diduga adalah bagian komponen suatu sirkuit elektris. Sedangkan pada suatu sisi dinding gua, juga ditemukan gambar matahari, bulan, sebuah bintang yang belum teridentifikasikan dan planet bumi yang keseluruhannya dihubungkan oleh sebuah garis titik-titik. Dari hasil penelitian diketahui bahwa temuan-temuan di gua tersebut (termasuk piringan batu) telah berusia kurang lebih 12.000 tahun. Kini, di area sekitar gua tempat ditemukannya piringan batu masih dihuni oleh dua suku yang terisolir bernama Han dan Dropa. Mereka bukan seperti orang Tiongkok maupun Tibet, bahkan penampilan fisiknya berbeda dengan orang kebanyakan, badannya kurus dan lemah, tingginya tak melebihi 1,5 meter.
6.Lempeng Lolladoff
Lempeng Lolladoff adalah sebuah lempeng batu yang ditemukan di wilayah Nepal dan diperkirakan telah berusia 12.000 tahun. Pada permukaan lempeng batu ini, terlihat adanya objek berbentuk piring terbang di tengah dengan makhluk berbentuk alien di sisinya (walaupun saya melihat makhluk itu lebih mirip Casper, the friendly ghost). Batu ini pertama kali diperlihatkan pada tahun 1947 oleh seorang profesor bernama Lolladoff kepada seorang peneliti Inggris yang kemudian mempublikasikan foto lempeng ini di bukunya.
7.Antikythera Mechanism Yunani
Para ilmuwan yang berasal dari Universitas Cardiff, telah memimpin sebuah team tingkat dunia di dalam meneliti rahasia yang terdapat pada sebuah kalkulator astronomi pra sejarah berumur dua ribu tahun.
Dr. Tony Freeth dari Universitas Matematika dan Prof. Mike Edmunds dari Universitas Fisika Astronomi yang pertama kali mengetahui "Antikythera Mechanism", yakni kalkulator astronomi pada abad kedua sebelum masehi. Sekarang mereka percaya telah menemukan rahasia misteri, mengenai bagaimana hal ini bekerja.
Para penyelam yang mengeksplorasi sebuah kapal karam di pulau Antikythera yang tenggelam pada abad ke-20, telah membawa potongan kayu patah dan kotak perunggu yang berisi tuas-tuas penggerak.
Sejak saat itu, para ilmuwan berusaha merekonstruksinya kembali. Setiap peneliti saling berlomba untuk memaparkan teori yang lebih baik dari penjelasan peneliti sebelumnya tentang penemuan pra sejarah ini.
Penelitian yang mendetail dari mekanisme tuas menunjukkan, bahwa alat tersebut mampu melakukan penghitungan astronomi secara luar biasa tepatnya. Kalkulator ini mampu melacak jejak bulan dan matahari pada rasi bintang, penghitungan gerhana secara tepat, pergerakan orbit bulan yang tidak umum, serta posisi planet.
Hal tersebut menunjukkan, bahwa teknologi Yunani kuno telah maju–jauh melampaui perkiraan. Tidak ada peradaban yang mampu menciptakan suatu benda yang begitu rumit semacam ini dalam ribuan tahun yang lalu.
Professor Edmund berkata,“Alat ini luar biasa, hanya satu-satunya. Disainnya indah, perhitungan astronominya juga luar biasa tepat. Siapapun bisa ternganga bila menyaksikannya, alat ini telah diciptakan dengan penuh ketelitian.”
Tim peneliti terdiri dari ilmuwan dari Universitas Cardiff, ilmuwan museum Arkeologi Athena, dan Universitas Athena serta Thessaloniki, didukung dana dari Leverhulma Trust.
Para peneliti telah sangat dibantu oleh Hertfordshire X-Tex yang telah mengembangkan teknologi komputer X Ray yang sangat hebat untuk membantu mempelajari fragmen dari mesin tersebut.
Komputer raksasa Hewlett-Packard juga ikut membantu menyediakan teknologi pencitraan untuk menampilkan permukaan mesin secara detail. Mekanisme alat ini tersusun kembali dari 70 bagian, dan secara tepat dipasang seperti kondisi awalnya.
Menyusun ulang alat ini sangatlah sulit, sebuah proses yang menguras tenaga puluhan kalangan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu, yaitu astronom, ahli matematika, ahli komputer, analis, serta ahli konservasi.
Setelah memperkenalkan alat ini pada konfrensi internasional 2 hari di Athena dan jurnal Nature, para peneliti berharap untuk menciptakan model komputer tentang bagaimana mesin ini bekerja, dan replikanya yang dapat bekerja seperti aslinya.
Para peneliti masih tidak dapat memastikan, sejauh apa teknologi Antikythera Mechanism, kalkulator astronomi pra sejarah ini, berkembang luas di Yunani kuno pada masa itu.
Professor Edmund berkata, “Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi saya, apa lagi yang mereka ciptakan saat itu? Dalam konteks historis, saya dapat mengatakan : alat ini jauh lebih bernilai daripada lukisan Monalisa.”
Dengan demikian, dari beberapa penemuan arkeologi yang ada saat ini, dapat dinilai satu per satu, bahwasannya dulu pada zaman pra sejarah, teknologi dan peradabannya, memiliki tingkatan yang tinggi yang tidak kalah hebatnya dengan masa kini, bahkan bisa jadi lebih tinggi lagi dari yang diperkirakan.
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan,,
Anda dapat share link anda pada artikel manapun
Terima Kasih